Aku putih, tapi aku juga bisa coklat, bisa juga kuning, hijau dan
pink. Tapi mereka menyukai aku bebewarna putih. katanya, putih itu
terlihat bersih dan terlihat mahal. padahal, semua warna itu indah.
Semua warna mempunyai kecantikan masing-masing.
Kemarin, aku mendapat sebuah cerita yang lucu sekali. cerita itu
benar-benar bagus menurutku. tentang perjalanan kisah cinta antara dua
remaja, tapi kali ini diuraikan lewat kata-kata atau kalimat-kalimat
yang sangat ringan dan penuh humor, sehingga menjadikan cerita itu
termasuk dalam kategori romantika comedy.
Di dalam cerita itu dikatakan bahwa ada sepasang kekasih akhirnya harus
berpisah untuk waktu yang cukup lama karena sang lelaki mendapat
kenyataan kalau dirinya mengidap penyakit CANCER. dia harus dibawa ke
luar negri untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik lagi disana.
Aku sempat berfikir, karena dia harus di bawa keluar negri? Apakah
disana tidak ada anak bangsa yang berhasil lulusan fakultas kedokteran
Dan menyandang gelar dokter? Aku sering mendengar banyak sekali
orang-orang pergi keluar negeri hanya untuk general check up berobat
disana, Sepertinya mereka lebih percaya kepada tenaga medis si luar
negeri daripada tenaga medis di Indonesia. kenapa begitu ya?
Tadi malam kantuk cepat sekali menghampiri tuanku. dia meletakkan
benda panjang itu tepat di atas tubuhnku. Cairan sedikit menetes
melumuri putihku. lantas dia pergi tidur meningalkan aku yang masih
penasaran dengan kelanjutan cerita itu. Kalau sudah begini,
kadang-kadang aku tidak mau menghapiri hari. Biarlah hari tetap siang
dan tuanku tetap terjaga dan menuliskan sejuta cerita untukku.
Aku berharap hari ini dia menyentuhku lagi dengan kelanjutan cerita
yang sangat aku nantikan. Aku juga sangat mengharapkan dia menguhujani
aku lagi dengan kalimay-kalimat bermakna penuh cinta. Aku sangat
menyukai cerita-cerita yang dibuat olehnya. Cerita-ceritaitu sangat
dalam, penuh sisi romantis, dan bisa membuat aku terbuai.
Dua bulan lalu, temanku punya cerita yang menurutku kalian harus tahu.
Rasa-rasanya aku memang harus dan sangat perlu menyampaikan cerita pada
kalian.
Temanku ini sangat lembut, sangat luas, bahkan lebih halus dari aku.
Orang-orang itu lebih suka memilih dia dari pada aku. Padahal, temanku
itu lebih suka kalu dia menjadi sebagai yang tidak terpilih. Setiap hari
hanya kesedihan dan ketakutan yang membayangi hari-harinnya.
Temanku sangat iri sekali terhadapku. Dia pernah bialng begini. “hei..,
kau itu lebih bahagia dari pada aku. meskipun aku lebih bagus, lebih
putih, lebih halus, tapi nasibmu jauh lebih baik dari pada nasibku.”
Mula-mula aku tidak paham dengan apa yang diucapkan. Tapi lama-lama aku
mengerti. Benda itu telah menyakitkannya, bahkan setiap hari. Benda itu
telah membuatnya ketakutan setiap hari. Benda itu sangat keras dan kaku.
benda itu selalu menderanya dengan kengerian yang mendalam setiap
harinya.
Kini dia suadah pergi. Temanku itu sudah pergi untuk selamanya. aku
ingat perbincangan kami pada sebuah pertemuan yang sangat berkesan dan
tidak pernah aku lupakan. Dia berkata: “aku harus mengabdi pada dia. Dia
sangat baik, tidak seperti tuanku. Tuanku itu sangat kejam dan tidak
punya perasaan. Aku iri kepadamu.”
Aku semakin bisa mensyukuri keadaanku ini. Aku mulai bisa mencintai
tuanku. Bagiku dia seperti cahaya, yang setiap saat mendekatiku dan
menghangatkan tubuhku. Jari-jarinya mampu mengagalkan semua mimpi buruk
tentang hari esok. Tapi diam-diam aku juga takjub pada temanku itu. Aku
tidak dapat membayangkan seandainya aku menjadi dia. Mungkin aku akan
memanggil angin agar masuk ke sela-sela jendela dan meniup tubuhku
hingga melauangkan ke luar ruangan, dan mendaratkan aku ketempat yang
lebih berarti.
Aku tidak akan pernah membiarkan tubuhku dilindas oleh benda yang
disebut manusia sebagai mesin bernama PRINTER. Aku tidak mau tubuhku
digoresi oleh tulisan-tulisan kaku, tidak juga huruf-huruf yang keluar
dari kecanggihan teknologi.
Aku ingin selalu begini. selalu di sentuh oleh jari-jari yang hangat,
yang bernyawa. Aku bahagia bila tinta-tinta itu menggoresi aku. Begitu
indah, begitu hangat dan begitu tulus, sampai-sampai aku merasakan bahwa
aku kini mempunyai nyawa.
Walaupun terkadang tubuhku diremas begitu keras dan dicampakan begitu
saja ditempat sampah, tapi aku tetap bahagia. Aku senang karena tubuhku
pernah menampung goresan-goresan tangan manusia yang lewat penanya yang
menuliskan kalimat-kalimat yanng hidup. Tangan-tangan itu selalu mampu
membuat aku terlelap dengan belaiannya.
Aku sangat mencintai tuanku. Aku akan mengabdi diriku padanya. Bagiku
tuanku adalah seorang yang sangat jenius. Aku akan selalu membiaskan
sinar kedalam matanya; memberikan banyak inspirasi untuknya.
Aku bangga karena tubuhku pernah menampung karya-karya indah dari
penyair cinta. Karya itu bagaikan sebuah udara yang berhembus
menyejukkan hatiku. Karya itu seperti seraut wajah cantik yang
menari-nari didepan mataku. Karya itu seperti setapak jalan yang
meruncing di ujungnya, dengan dasar bebatuan yang dingin seperti
bebatuan gunung. Jalan itu mampu menyembuhkan kaki-kaki yang penat
keletihan.
Aku adalah kertas yang sangat beruntung, karna tuanku sangat
menghargai aku. Baginya aku adalah sesuatu yang sangat penting dalam
hidupnya. sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupannya. Baginya
aku selimut hangat yang mampu menghangatkannya dari dinginnya udara
keresahan batin yang selalu mengganggunya di benak.
Aku seperti malaikat kecil yang mempunyai sayap dipunggungnya. Dan
bisa terbang mengitari wajahnya lalu hinggap disebelah telinganya sambil
membisikan sejuta kalimat sutra. Aku mencintaimu tuanku seperti dia
mencintai aku.
Minggu, 28 September 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar